Dunia pengembangan aplikasi terus berkembang seiring kemajuan teknologi. Kini, berbagai pendekatan telah muncul, dari pengembangan Low-Code, yang memungkinkan pengembangan aplikasi tanpa memerlukan keterampilan coding mendalam, hingga pengembangan Full-Code yang memberikan fleksibilitas tertinggi bagi developer berpengalaman.
Bagi startup dan perusahaan besar, memilih pendekatan yang tepat untuk pengembangan aplikasi sangat penting. Dua pilihan yang sering dihadapi adalah low code dan full code.

Aplikasi semakin populer karena kegunaan dan aksesibilitasnya. Namun dengan begitu banyak software development di luar sana, mungkin akan sulit untuk menentukan jenis pengembangan mana yang terbaik untuk perusahaan bisnis Anda. Ketika membangun platform Internet of Things (IoT), banyak yang merasa bingung memilih antara menggunakan low code platform atau full code development. Kedua pendekatan ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Dalam dunia pengembangan, pemilihan antara low code dan full code dapat menentukan seberapa efisien dan cepat aplikasi yang Anda buat.
Low code platform menawarkan kemudahan dalam pengembangan dengan lebih sedikit menulis kode.
Sementara full code development memberikan kebebasan dan kontrol penuh atas setiap aspek pengembangan aplikasi. Kedua pendekatan ini dapat digunakan untuk membangun platform, tetapi pilihan terbaik sangat bergantung pada kebutuhan proyek yang sedang dijalankan.

Low code vs full code adalah perbandingan antara dua pendekatan dalam software development, yang berbeda dari segi tingkat penulisan kode dan fleksibilitasnya.

Apa itu Low Code dan Apa itu Full Code?

Low code platform adalah pendekatan software yang memungkinkan pengguna untuk membangun aplikasi dengan sedikit menulis kode atau bahkan tanpa menulis kode sama sekali.
Dengan menggunakan low code platform, Anda bisa mempercepat pembuatan aplikasi tanpa harus menguasai keterampilan pemrograman mendalam.
Platform ini menawarkan antarmuka grafis yang memungkinkan anda drag-and-drop komponen aplikasi seperti database dan API, sehingga sangat cocok untuk prototyping cepat.

Sebaliknya, full code development adalah metode software development yang melibatkan penulisan seluruh kode aplikasi dari awal hingga selesai. Pendekatan ini memberikan fleksibilitas dan kontrol penuh kepada developer, memungkinkan mereka untuk menyesuaikan setiap detail dari aplikasi yang mereka buat, termasuk dalam membangun platform yang sangat kompleks dan spesifik. Jika Anda membutuhkan fungsionalitas yang sangat terperinci, full code adalah pilihan yang tepat.

Berikut ini adalah perbandingan kelebihan low code platform dan full code development:

1. Kecepatan Pengembangan
   Banyak orang memilih low code platform, karena proses software development bisa dilakukan lebih cepat dengan menggunakan antarmuka visual, Anda bisa menghindari banyak tahapan pemrograman manual yang memakan banyak waktu. Di sisi lain, full code development memerlukan waktu lebih lama karena menulis dan menguji setiap bagian kode.
    
2. Kemudahan Penggunaan
   Low code platform memungkinkan pengembangan tanpa memerlukan pengetahuan mendalam tentang kode. Hal ini sangat cocok untuk tim yang ingin fokus pada ide kreatif tanpa harus berurusan dengan kompleksitas teknis.
   Sebaliknya full code development memerlukan pengalaman dan keterampilan pengkodean yang kuat untuk bisa mengelola dan mengembangkan secara efektif.
    
3. Fleksibilitas dan Kustomisasi
   Full code development memberikan kontrol penuh atas setiap aspek aplikasi, sehingga Anda bisa mengubah dan menyesuaikan platform sesuai dengan kebutuhan spesifik proyek Anda.
   Low code platform lebih terbatas dalam hal ini karena fitur yang tersedia sering kali sudah ditentukan oleh platform yang digunakan.
    
4. Kebutuhan Skill atau Kemampuan Teknis
   Low code platform bisa digunakan oleh non programmer atau developer junior, serta banyak dokumentasi dan template yang dapat mempermudah adopsi,
   Full code development membutuhkan developer yang berpengalaman dalam bahasa pemrograman dan cocok untuk tim teknis profesional.
    
5. Biaya
   Low code platform membutuhkan biaya awal lebih murah, karena proses pengembangan lebih cepat dan bisa dilakukan oleh tim kecil, dan cocok untuk perusahaan kecil hingga menengah atau tim dengan anggaran terbatas.
   Full code development perlu biaya awal lebih besar, karena membutuhkan tim developer, infrastruktur, dan waktu pengembangan lebih lama namun hemat dalam jangka panjang jika sistem terus dikembangkan dan dimiliki sendiri (tanpa biaya lisensi)
    
6. Integrasi Sistem
   Dalam low code platform banyak platform yang mendukung integrasi out of the box (API, database populer, service cloud), namun bisa terbatas jika butuh integrasi dengan sistem legacy atau protokol khusus.
   Untuk full code development integrasi tak terbatas, bisa dihubungkan ke sistem internal, database custom, atau protokol unik, namun membutuhkan waktu dan effort lebih tapi fleksibel.

Keunggulan dan kekurangan Low code dan Full code dalam software development:

1. Low Code
   1. Keunggulan:
      1. Salah satu keunggulan utama low code platform adalah efisiensi dalam proses pengembangan karena memungkinkan developer membangun aplikasi dengan cepat tanpa harus menulis kode dari awal.
         Platform ini juga menawarkan titik tinggi, sehingga dapat dikustomisasi sesuai dengan kebutuhan bisnis yang kompleks.
      2. Low Code mendukung integrasi dengan sistem yang lebih besar, memungkinkan perusahaan untuk menghubungkan aplikasi mereka dengan berbagai layanan pihak ketiga.
      3. Kemampuan dalam mengakomodasi baik pengembang profesional maupun tim bisnis yang ingin terlibat dalam proses pengembangan.
      4. Biaya awal lebih rendah, tidak membutuhkan banyak developer berpengalaman. Platform biasanya sudah menyediakan hosting, database, autentifikasi, dan lain-lain sehingga efisien untuk bisnis kecil menengah atau perusahaan dengan sumber daya terbatas.
   2. Kekurangan:
      1. Meskipun menawarkan permulaan yang tinggi, low code tetap memerlukan keterampilan teknis dalam implementasinya sehingga tidak sepenuhnya dapat digunakan oleh non-developer.
      2. Ketergantungan pada platform low code juga bisa menjadi kendala karena perusahaan harus menyesuaikan diri dengan batasan yang diberikan oleh penyedia layanan.
      3. Dalam proyek yang sangat kompleks, penggunaan low code platform masih memerlukan intervensi developer untuk memastikan aplikasi berjalan sesuai dengan kebutuhan bisnis.
      4. Faktor lainnya adalah potensi masalah keamanan dan skalabilitas jika tidak dirancang dengan benar sejak awal.
      5. Kustomisasi terbatas, tampilan UI, flow data atau struktur database hanya bisa diubah dalam batas tertentu. Jika butuh integrasi spesifik atau algoritma unik, bisa sangat sulit (bahkan tidak bisa dilakukan sama sekali).
          
2. Full Code
   1. Keunggulan
      1. Full code development memiliki keunggulan fleksibilitas tanpa batas, bisa membangun fitur unik dan logika bisnis kompleks sesuai kebutuhan spesifik.
      2. Full code tidak terbatas pada kemampuan atau batasan platform pihak ketiga, dan sangat cocok untuk proyek yang memerlukan algoritma khusus, sistem real-time, AI, atau skala besar,
      3. Full code memiliki kontrol menyeluruh atas semua aspek aplikasi: arsitektur, performa, UI/UX, keamanan, dan deployment, serta dapat menyesuaikan struktur data, routing, autentikasi, enkripsi dan lainnya sesuai standar perusahaan.
      4. Developer bisa memilih sendiri stack teknologi, framework, dan layanan yang digunakan.
   2. Kekurangan
      1. Full code development memerlukan waktu pengembangan lebih lama. Semua komponen dibangun dari nol atau library open-source, mulai dari setup awal, database, logika bisnis, hingga tampilan semuanya perlu dikerjakan manual, sehingga tidak cocok untuk yang butuh hasil cepat atau prototipe instan.
      2. Full code membutuhkan tim dengan skill yang tinggi. Full code harus memiliki developer berpengalaman dalam berbagai bidang seperti backend, frontend, database, keamanan, deployment dan lainnya.
         Kesalahan kecil dalam penulisan kode bisa menyebabkan bug atau celah keamanan.
      3. Full code perlu biaya lebih untuk merekrut developer, arsitek sistem, UI/UX designer, dan tim DevOps, juga perlu investasi untuk infrastruktur seperti server, CI/CD tools, dan lainnya.
      4. Full code cocok untuk investasi jangka panjang, tapi kurang efisien jika hanya untuk solusi cepat atau satu kali pakai.

Software house Indonesia berperan penting dalam membantu bisnis memilih pendekatan software development yang tepat, baik full code development maupun low code platform. Software house Indonesia dapat memberikan saran, konsultasi dan pengalaman yang dibutuhkan untuk menentukan solusi yang paling sesuai dengan kebutuhan bisnis dan tujuan yang ingin dicapai. Software house Indonesia memiliki posisi strategis dalam membantu perusahaan untuk memilih metode pengembangan aplikasi yang efisien, sesuai anggaran, dan selaras dengan tujuan bisnis.

Berikut beberapa peranan software house Indonesia dalam memilih pendekatan yang tepat untuk bisnis Anda:

1. Analisa Kebutuhan Bisnis Secara Mendalam
   Sebelum menentukan pendekatan pengembangan, software house akan menggali tujuan bisnis dan masalah utama yang ingin diselesaikan dengan teknologi. Menilai kompleksitas fitur, target pengguna, dan kebutuhan jangka panjang. Menganalisa anggaran, waktu yang tersedia, dan tingkat urgensi. Dengan ini software house bisa merekomendasikan apakah low code platform sudah cukup atau perlu full code development untuk memenuhi kebutuhan.
    
2. Menyesuaikan Solusi dengan Sumber Daya Perusahaan
   Software house Indonesia akan mempertimbangkan:
   1. Apakah klien memiliki tim IT internal atau bergantung penuh pada pihak eksternal.
   2. Seberapa besar kemampuan dan pengembangan lanjutan dari klien.
   3. Apakah bisnis klien akan terus berkembang (butuh sistem yang bisa di-scale atau dimodifikasi bebas)
      
      Dengan demikian, software house bisa menyarankan pendekatan:
   4. Low Code: jika klien ingin solusi cepat, murah dan mudah dipelihara.
   5. Full Code: jika klien butuh fleksibilitas tinggi dan sistem kompleks.
       
3. Menyediakan Tim Teknis yang Sesuai dengan Pendekatan Terpilih
   Jika klien memilih low code, software house Indonesia akan menyiapkan tim yang menguasai platform low code tertentu (misal: OutSystem, Microsoft Power Platform).
   Jika klien memilih full code, software house akan menyiapkan developer yang ahli dalam teknologi yang relevan (misal: React, Node js, Laravel, Java, Python, dsb).
   Hal ini penting agar pengembangan berjalan efisien dan hasilnya optimal.
    
4. Memberikan Layanan Scalable dan Jangka Panjang
   Software house Indonesia bisa menyusun roadmap teknologi sebagai berikut:
   1. Mulai dari prototipe sederhana (low code) kemudian migrasi ke sistem penuh (full code) jika sistem perlu dikembangkan lebih jauh.
   2. Langsung membangun sistem kustom dengan full code jika dari awal sudah disiapkan untuk pertumbuhan besar.
      Pendekatan bertahap ini membantu bisnis menghemat biaya tanpa kehilangan arah pengembangan.

Kapan harus memilih Low code atau full code untuk proyek Anda?
Berdasarkan kondisi nyata, kebutuhan bisnis dan tujuan jangka panjang dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pilih Low Code jika:

1. Proyek butuh cepat jadi.
   Cocok untuk prototipe, MVP atau validasi ide bisnis, dan bisa membangun aplikasi dalam hitungan hari atau minggu.
2. Anggaran terbatas, minim biaya pengembangan awal dan tidak perlu membentuk tim developer besar.
3. Kebutuhan aplikasi sederhana, misal sistem approval internal, dashboard laporan, form digitalisasi dan lainnya, serta tidak membutuhkan logika bisnis yang rumit atau integral kompleks.
4. Tidak ada tim developer internal, sehingga cocok untuk perusahaan yang tidak punya tim IT. Aplikasi tetap bisa dibangun dan dipelihara dengan bantuan vendor atau citizen developer.
5. Skala penggunaan terbatas, aplikasi digunakan oleh tim kecil atau organisasi internal, sehingga tidak butuh skalabilitas tinggi atau performa maksimum.
6. Butuh kolaborasi cepat antar tim IT dan non-IT, analisa bisnis, product owner atau manajer bisa ikutmerancang aplikasi langsung di platform visual.

Pilih Full Code jika:

1. Aplikasi butuh kustomisasi tinggi dan fitur unik. Misal: e-commerce besar, sistem pembayaran, platform AI/ML, game atau aplikasi dengan aturan bisnis kompleks.
2. Skalabilitas dan performa sangat penting, harus mampu melayani ribuan hingga jutaan pengguna dengan stabil.
3. Standar keamanan tinggi, biasanya diperlukan untuk industri seperti fintech, healthtech, e-gov atau sistem data sensitif, memerlukan kontrol penuh atas enkripsi, autentikasi dan audit.
4. Integrasi dengan sistem atau infrastruktur khusus, misal integrasi dengan ERP, SAP, IoT, mesin industri atau API kompleks, yang mana tidak bisa dilakukan secara fleksibel di low code platform.
5. Perusahaan punya rencana teknologi jangka panjang, dimana sistem akan terus dikembangkan, diperluas an disesuaikan. Perlu kendali penuh atas arsitektur dan kode sumber (source code)
6. Tim teknologi internal sudah siap, memiliki developer sendiri dan DevOps sendiri, sehingga mampu melakukan pengembangan, testing dan pemeliharaan berkelanjutan.

Dalam dunia bisnis yang semakin terdigitalisasi, keputusan dalam memilih pendekatan pengembangan aplikasi low code atau full code tidaklah bisa dilakukan sembarangan tanpa pertimbangan.
Setiap pilihan memiliki konsekuensi terhadap biaya, waktu, skalabilitas, keamanan dan masa depan sistem.
Disinilah peran software house Indonesia menjadi sangat penting. Software house Indonesia tidak hanya membangun aplikasi, tetapi juga bertindak sebagai konsultan teknologi strategis yang memahami kebutuhan spesifik industri lokal, keterbatasan sumber daya bisnis, dan arah pertumbuhan perusahaan.

Keputusan teknologi yang tepat akan menghemat waktu, biaya dan energi Anda. Keputusan tepat dimulai dari bekerja sama dengan partner teknologi yang tepat. Jika Anda masih ragu dalam memilih low code platform atau full code development, melibatkan software house Indonesia yang berpengalaman adalah langkah yang bijak dan cerdas untuk meminimalkan resiko dan memaksimalkan hasil.

BTS.id merupakan salah satu software house di bandung, dan terbaik di Indonesia yang telah banyak dipilih oleh perusahaan-perusahaan besar di Indonesia untuk membuat dan mengembangkan custom software sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal ini menjadikan software developer BTS.id sebagai Technology Partner terbaik untuk membantu Anda menemukan solusi bisnis yang tepat untuk perusahaan Anda.

BTS.id menerapkan agile methodology dalam setiap layanan software development-nya untuk memastikan solusi yang adaptif, efisien, dan selaras dengan kebutuhan bisnis Anda. Pendekatan yang kolaboratif dan iteratif dari BTS.id dapat membantu perusahaan menghadirkan produk digital yang inovatif dan juga berkualitas tinggi.
Untuk mendapatkan solusi digital terbaik hanya BTS.id software company dan IT consultant terbaik untuk bisnis Anda.

No companies are prepared for COVID-19 outbreak.

When the earliest cases of the novel coronavirus were found December last year, no one could have predicted that the pandemic will lead us to the environment we are currently living and working in, and that the situation will escalate so quickly in just a few months.

The implementation of PSBB or Pembatasan Sosial Berskala Besar (Large-scale Social Restrictions) and strong encouragement of work from home policies has caused businesses from accross different sectors to falters, resulting in economic disruption that has caused more than 2 millions of Indonesian workers being laid off and placed on furlough.

With the vaccine has yet to be found, social distancing may remain in place for a longer time. Harvard Researchers even predicted that in US, intermittent distancing may be required into 2022 unless a treatment or vaccine becomes available. Given examples of South Korea and Singapore, effective distancing is essentials because it could reduce the strain on health care systems and enable contact tracing and quarantine to be feasible.

Wearing a facemask, social distancing and frequent hand-washing will become parts of the ‘new normal’ from now on, said the head of the National Disaster Mitigation Agency (BNPD) who is also the head of the National COVID-19 Task Force.

However, prolonged distancing may have negative economic consequences that will lead to a global recession, where 1.1 million to 3.78 million of Indonesian people could fall into poverty, and 2.9 million to 5.2 million workers could lose their jobs.

To keep your business afloat and recover from the impact caused by the corona virus pandemic, it is important to ensure that everyone is healthy and productive. In the past few months, many businesses has undergone digital transformation and incorporate new technologies and strategies as a way to remain productive and effective under highly challenging circumstances.

As one of the leading system integrator in Indonesia, BTS.id is ready to support your IT needs for digital transformation in two ways:

1. Project-Based

In a project-based model, a dedicated team is assigned to handle the whole process of a project, from the beginning to the end. The team may consist of people with all of the skills required to take care of the project, such as software developers, UI/UX designers, software testers, project managers, etc. Usually, one team will focus on managing no more than two projects at the same time, making it a suitable option for companies with no internal IT team.

By adopting this model, you will be able to bring together people with different skillsets at a more reasonable cost. Furthermore, with the team focus on less deliverable, they can also be more productive and less distracted, which is crucial for the success of the project.

2. Team-based Outsourcing

With a team-based outsourcing, you are the one who manage the project. A distributed team or personnel will contribute to your projects, which can be two or more at the same time. Unlike the project-based outsourcing, this outsourcing model allows you to hire both a specific team member and a full, complete team. Whether it is just a developer, UI/UX designer, or a software tester, you can hire only the people you need for your projects.

The team-based outsourcing model allows the team members to switch from one task to another across multiple projects, therefore more agile and flexible. As an additional support, this solution is recommended for companies that already have their own in-house IT team.

Why work with BTS.id?

1. Remote software development with strict procedural rules

We put our clients’ and employees’ health on top of our priority, hence the reason why during the pandemic, we encourage you to choose remote software development instead. To maintain physical distancing during the development process, in person or face-to-face meetings will be replaced with remote, online, or virtual one, supported by the latest technology such as video conferencing and collaborative tools that can bridge the distance gap between you and the development team.

Not only that, we also follow strict personal hygiene, cleaning, and sanitising procedure to ensure that the development team will stay healthy and fit throughout the development process.

We are communicative, responsive, and commited to deliver your projects with 100% success rate, even remotely.

2. Hands-on experience with enterprise, medium, and big companies

For years, even before the pandemic, we have been successfully managing remote development and providing outsourcing service for enterprises and medium to big companies across different sectors. Our clients including private bank, minimarket chain, and large mining companies in Indonesia.

Whether you are a company with small IT department or no IT team at all, BTS.id is ready to guide you with remote digital transformation and system integration. From project manager to developer and even a complete development team, we will always provide you with the best engineer we have.

3. Provide you with the right solution

We solve your problem by providing you with the right solution approach. With our services ranged from consultation through system implementation, as well as final system testing or verification, our priority is to make solutions that are tailored to meet your company’s specific needs and size.

Looking for the best System Integrator in Indonesia to help you with remote software development? Consult your needs and entrust the system integration to BTS.id (Bridge Technology Service). Contact us:

Phone : (+62 22) 6614726
Email : info@bts.id

In recent years, the world has witnessed a significant surge in the adoption of Artificial Intelligence (AI) across various industries. AI powered software has now become an essential element in global digital transformation strategies, helping software development companies innovate faster, work more efficiently, and make smarter, data-driven decisions.
Artificial Intelligence (AI) is radically transforming the software development process by introducing tools and techniques that enhance productivity, accuracy, and drive innovation.
The global demand for AI-based software continues to grow in line with the acceleration of digital transformation across multiple sectors.
Businesses, from small enterprises to large corporations, are leveraging AI to improve operational efficiency, understand customer behaviour, and make more intelligent. data-driven decisions.
Technologies such as machine learning, natural language processing, and computer vision are increasingly being implemented in business solutions from process automation to the development of innovative products.
This trend demonstrates that AI is no longer just an additional innovation, but has become a core component of global growth and competitiveness strategies.

The demand for AI-based software is rapidly increasing as many organizations strive to improve efficiency, productivity, productivity. and decision-making capabilities.
Some of the key factors include:

1. Global Digital Transformation: Companies across various sectors are racing to adopt technology to automate processes and enhance customer experience.
2. Abundance of Data: The surge of data from digital activities, IoT, and social media creates vast opportunities for applying machine learning and predictive analytics.
3. Advancements in Computing Technology: Access to more affordable cloud computing and GPUs has made AI implementation increasingly accessible.

The growing global demands for AI-based software has become one of the main drivers behind the surge in outsourcing and nearshoring practices within the software development industry.
Companies across various sectors are now racing to integrate AI into their systems but are facing challenges related to talent availability, costs, and development speed.
This is where the role of outsourcing and nearshoring becomes increasingly vital.
More and more companies around the world are choosing outsourcing or nearshoring for software development because these strategies offer efficiency, flexibility, and access to high quality global talent.
Why is that? Here’s the explanation:

1. Cost Efficiency
   One of the main reasons companies choose outsourcing is to reduce operational costs. By partnering with development teams from other countries with lower labor costs, companies can allocate their budgets to other business areas such as product innovations, marketing, or market expansion.
   Nearshoring (outsourcing to geographically closer countries) also helps minimize logistics and communication costs without sacrificing efficiency.
    
2. Access to Global Talent
   The shortage of skilled professionals in technology, especially in software and AI development, has led companies to seek solutions abroad.
   Through outsourcing of nearshoring, businesses can access experienced developers with specialized expertise, ranging from cloud computing and mobile development to cybersecurity, without the need for lengthy recruitment processes.
    
3. Focus on Core Competencies
   By delegating the development process to technology partners, companies can concentrate their internal resources on core activities such as business strategy, customer service, or product innovation.
   This approach enhances productivity and accelerates time to market for new products.
    
4. Scalability and Flexibility
   Outsourcing offers companies a high level of flexibility to scale development teams up or down according to project needs.
   This is especially beneficial in the dynamic technology industry, where project requirements can change rapidly.
    
5. Nearshoring: A More Effective Collaboration Solution
   Unlike traditional outsourcing, nearshoring enables easier collaboration due to similar time zones and work cultures.
   This helps accelerate communications, reduce coordination barriers, and maintain the quality of development outcomes.

The growing global demand for AI-based software is driving Indonesia to become not only a potential market but also a producer of technological solutions.
Many local startups and AI software development company have begun developing AI-based solutions for various sectors, including finance, education, healthcare, and logistics.

This demonstrates that Indonesia is no longer merely adopting foreign technologies but is now actively contributing to creating digital innovations with global value.
Indonesia’s position as a leading technology hub in Southeast Asia has become increasingly strategic, establishing the country as one of the most dynamic tech centers in the region.
The rapid growth of the digital economy, the rise of innovation driven startups, and government support for digital transformation have made Indonesia an increasingly significant player in the global technology landscape.

Why Indonesian software development companies stand out?
Indonesian software development companies are gaining greater recognition on the international stage. With a combination of creative young talent, competitive developments, costs, and continuously advancing technological capabilities, Indonesia has successfully positioned itself as one of the leading software development hubs in Southeast Asia.
Here are some of the reasons:

1. Competent and Adaptive Digital Talent
   Indonesia has a large and growing base of digital talent.
   Many young software developers possess expertise in modern technologies such as:
   • Artificial Intelligence (AI) and Machine Learning
   • Mobile and Web Development
   • Cloud Computing and DevOps
   • Cybersecurity
   In addition, Indonesian developers are known for being highly adaptable to new technologies and quick to adjust to global market demands.
    
2. Competitive Development Costs
   One of Indonesia’s greatest advantages is its more cost efficient development rates compared to Western countries or even several other Asian nations.
   This makes Indonesia an ideal destination for foreign companies seeking to outsource or nearshore their projects without compromising on quality.
    
3. High work Quality and Professional Standards
   An increasing number of Indonesian AI software development companies are adopting internationally recognized development practices, such as:
   • Agile and Scrum methodologies
   • Continuous Integration/Continuous Deployment (CI/CD)
   • Rigorous Quality Assurance (QA)
   Many companies also maintain a global portfolio with clients from the United States, Europe, and
   Australia, demonstrating that the quality of their work is internationally recognized.
    
4. Collaborative and Communicative Culture
   Another advantage of Indonesian companies is their strong collaboration and communication skills.
   Indonesian development teams are accustomed to working across time zones and cultures, enabling them to build productive working relationships with global clients,
   Their professional, flexible, and service-oriented attitude is an added value that makes clients feel comfortable and confident in working together.
    
5. Time Zone Advantage
   Geographically, Indonesia is located in a strategic time zone, situated between Asia, Australia, and parts of the Middle East, making it ideal for cross-border collaboration.
   This advantage allows Indonesian companies to:
   • Provide faster technical support (real time support)
   • Maintain 24-hour project productivity with a staggered workflow across time zones.
   • Minimize communication barriers and waiting times, which are often challenges in long distance outsourcing projects.

In today’s fast-paced digital era, software quality and security are two of the most critical aspects for business success.
Software development companies in Indonesia (software house) now focus not only on delivering functional end results but also on ensuring that every solution they develop is secure, stable, and compliant with international standards.

Here’s how they maintain quality and security at every stage of development:

1. Implementation of International Standards in the Development Process
   Many Indonesian software development companies have adopted global standards such as:
   • ISO/IEC 27001 for information security management
   • ISO 9001 for quality management systems, and
   • OWASP top 10 as a guideline for web application security
   By implementing these standards, companies can ensure that every process from requirement analysis to deployment is carried out in a structured, measurable manner and in accordance with international best practices.
    
2. Use of Agile and DevOps Methodologies
   To maintain quality and efficiency, development teams in Indonesia widely employ Agile and DevOps methodologies.
   • Agile enables continuous testing, allowing bugs or errors to be detected early.
   • DevOps integrates development and operations teams, ensuring that the process from development and testing to deployment is fast while remaining secure and stable.
   This approach results in products that are more flexible, reliable, and of high quality.
    
3. Rigorous Quality Assurance (QA)
   Every professional software development company has a Quality Assurance (QA) team responsible for ensuring the quality of each feature and module.
   The QA process typically includes:
   • Automated testing (unit tests, integration tests, regression tests)
   • Manual testing for user experience (UI/UX)
   • Performance testing to ensure application stability under high load
   QA is not only conducted at the end of a project but is an integral part of the entire development lifecycle (SDLC)
    
4. Security as a Priority from the Start (shift-Left Security)
   The ‘shift-left security’ principle has now become a common practice in many Indonesian software development companies.
   This means that security is not only considered at the end of a project but is implemented from the design and early development stages.
   Measures taken include:
   • Encrypted code and regular security audits
   • Penetration testing to identify system vulnerabilities
   • Implementation of two-factor authentication and encryption of sensitive data
   With this approach, security risks can be minimized early, making the product far more resilient to cyber threats.
    
5. Use of Modern Technologies and Tools
   Software development companies in Indonesia in their efforts to deliver custom software solutions also leverage modern tools and frameworks to maintain quality and security, such as:
   • SonarQube for code quality analysis
   • Jenkins or GitLab CI/CD for automated testing and deployment
   • Docker & Kubernetes for managing consistent and secure environments
   The use of these technologies helps ensure that every application version is stable, tested. and easily traceable.

Quality and security are not just add-ons but the fundamental foundation of every modern software solution.
Indonesian software development companies have proven that they can combine technical expertise, global standards, and professional work ethics to deliver products that are secure, reliable, and competitive in the global market.
As the global demand for AI-based software continues to grow, many businesses are now seeking development partners capable of delivering innovative and impactful AI solutions.

With its rapidly growing technology ecosystem and competent digital talent, Indonesia has become a key destination for outsourcing or collaborating on AI development.
However, to ensure the success of your project, choosing the right software house is a crucial step.

Here are some tips to help you:

1. Evaluate AI Experience and Portfolio
   The first step is to review the company’s experience in handling AI-based projects.
   Check whether they have a relevant portfolio, such as:
   • Development of machine learning or deep learning systems
   • Application of AI in data analytics, forecasting, or business process automation
   • Integration of AI with IoT, mobile applications, or enterprise systems
   Tips: Choose a company that not only ‘builds AI’ but also understands how AI can deliver real added value to your business.
    
2. Check Technical Expertise and Technologies Used
   AI development requires a strong combination of technical skills.
   Ensure that the development team is proficient in:
   • Programming languages such as Python, R, or JavaScript
   • Popular AI frameworks like TensorFlow, PyTorch, or Scikit-learn
   • Cloud infrastructure such as AWS, Google Cloud, or Azure AI Service
   Experienced software houses are usually also capable of providing an end-to-end pipeline, from data engineering to mode; deployment.
    
3. Consider the Quality of the Team and Local Talent
   One of Indonesia’s main advantages is its abundance of globally qualified digital talent.
   However, it is still important to assess whether the team handling your project has:
   • Experienced AI specialist or data scientists
   • Engineers who understand your business domain
   • Communication and collaboration skills across time zones (time zones advantage)
   The combination of technical expertise and soft skills will be a key factor in the success of your AI project.
    
4. Communication and Transparency
   AI projects require intensive communication between technical and business teams.
   Ensure that the company has a clear and regular communication systems such as:
   • Weekly sprint meetings or progress reports
   • Access to real-time project dashboards
   • Quick response to feedback
   Transparent collaboration will accelerate decision-making processes and reduce miscommunication.
    
5. Choose a Partner Who Understand Both Technology and Your Business Goals
   This is a factor that is often overlooked, yet it is crucial.
   Choose a partner who is not only technically skilled but also understands your business vision and objectives.
   Why is this important?
   • A successful AI project is not just about using advanced algorithms but about how the technology addresses real business needs.
   • A partner who understands the business context can translate your company strategy into relevant technological solutions.
   • They can also help you optimize your technology investment so that the outcomes truly deliver financial and operational impact.
   For example, instead of immediately building a machine learning model, they would first analyze how an AI solution can enhance your business performance, such as production efficiency, customer experience, or market demand forecasting.

Indonesia now holds a significant position on the global technology map, particularly in software development and AI-based solutions.
With a combination of high quality digital talent, competitive development costs, and a continuously growing technology ecosystem, Indonesia offers strategic value that is hard to match in Southeast Asia.
Software development companies in Indonesia not only excel in technical capabilities but also increasingly understand the global business context, making them ideal partners for companies seeking to build innovative, secure, and high value AI solutions.

Additionally, the time zone advantage aligned with Asia and Australia, along with flexible communication with international clients, makes Indonesia a prime choice for long-term collaboration on advanced technology projects.
By choosing an Indonesian software house as your partner, your business gains more than just a development team, you gain a strategic partner ready to help drive digital transformation, improve efficiency, and accelerate AI adoption on the global scale.

In positioning Indonesia as a strategic partner for software development and AI-based solutions, there are four main advantages that form the foundation of success: quality, efficiency, innovation, and trust.
These four key pillars make Indonesia an increasingly significant player on the global stage:

1. Quality: Adhering to international standards such as ISO and OWASP, with rigorous testing processes to ensure reliable and secure outcomes.
2. Efficiency: Competitive development costs and smooth collaboration thanks to strategic time zones and responsive teams.
3. Innovation: Actively developing AI, cloud, and IoT-based solutions, continuously experimenting to create new business value.
4. Trust: Known for transparency, professionalism, and strong commitment to data security and client satisfaction.

With these four pillars, Indonesia is increasingly recognized as a trusted technology and AI development partner for global-scale digital projects and AI innovation.
Partnering with Indonesian developers means investing in the digital future of your business.
With technical expertise, continuous innovation, and a commitment to quality and integrity, Indonesian software houses are ready to become long-term strategic partners, helping you achieve sustainable success in the era of digital transformation and AI.

Indonesia has proven itself as a mature technology ecosystem, also outsourcing Indonesia has advanced and grown significantly.
with a unique combination of high work quality, cost efficiency, continuous innovation, and global professionalism.
With qualified talent, ongoing innovation, high flexibility, and a commitment to security and professionalism, development companies in Indonesia are capable of supporting your business growth alongside technological advancements.

This partnership ensures that you have digital solutions that are relevant, efficient. and adaptable, making Indonesia an ideal strategic partner in your journey of digital transformation and global AI innovation.

Ready to grow?
Let’s find the right software development company for your business partner with an Indonesian software house that understands your business needs and is ready to grow alongside you.
You can contact us at BTS.id, a trusted Indonesian software development company, ready to support your business in growing and thriving toward the future.

Dunia pengembangan aplikasi terus berkembang seiring kemajuan teknologi. Kini, berbagai pendekatan telah muncul, dari pengembangan Low-Code, yang memungkinkan pengembangan aplikasi tanpa memerlukan keterampilan coding mendalam, hingga pengembangan Full-Code yang memberikan fleksibilitas tertinggi bagi developer berpengalaman.
Bagi startup dan perusahaan besar, memilih pendekatan yang tepat untuk pengembangan aplikasi sangat penting. Dua pilihan yang sering dihadapi adalah low code dan full code.

Aplikasi semakin populer karena kegunaan dan aksesibilitasnya. Namun dengan begitu banyak software development di luar sana, mungkin akan sulit untuk menentukan jenis pengembangan mana yang terbaik untuk perusahaan bisnis Anda. Ketika membangun platform Internet of Things (IoT), banyak yang merasa bingung memilih antara menggunakan low code platform atau full code development. Kedua pendekatan ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Dalam dunia pengembangan, pemilihan antara low code dan full code dapat menentukan seberapa efisien dan cepat aplikasi yang Anda buat.
Low code platform menawarkan kemudahan dalam pengembangan dengan lebih sedikit menulis kode.
Sementara full code development memberikan kebebasan dan kontrol penuh atas setiap aspek pengembangan aplikasi. Kedua pendekatan ini dapat digunakan untuk membangun platform, tetapi pilihan terbaik sangat bergantung pada kebutuhan proyek yang sedang dijalankan.

Low code vs full code adalah perbandingan antara dua pendekatan dalam software development, yang berbeda dari segi tingkat penulisan kode dan fleksibilitasnya.

Apa itu Low Code dan Apa itu Full Code?

Low code platform adalah pendekatan software yang memungkinkan pengguna untuk membangun aplikasi dengan sedikit menulis kode atau bahkan tanpa menulis kode sama sekali.
Dengan menggunakan low code platform, Anda bisa mempercepat pembuatan aplikasi tanpa harus menguasai keterampilan pemrograman mendalam.
Platform ini menawarkan antarmuka grafis yang memungkinkan anda drag-and-drop komponen aplikasi seperti database dan API, sehingga sangat cocok untuk prototyping cepat.

Sebaliknya, full code development adalah metode software development yang melibatkan penulisan seluruh kode aplikasi dari awal hingga selesai. Pendekatan ini memberikan fleksibilitas dan kontrol penuh kepada developer, memungkinkan mereka untuk menyesuaikan setiap detail dari aplikasi yang mereka buat, termasuk dalam membangun platform yang sangat kompleks dan spesifik. Jika Anda membutuhkan fungsionalitas yang sangat terperinci, full code adalah pilihan yang tepat.

Berikut ini adalah perbandingan kelebihan low code platform dan full code development:

1. Kecepatan Pengembangan
   Banyak orang memilih low code platform, karena proses software development bisa dilakukan lebih cepat dengan menggunakan antarmuka visual, Anda bisa menghindari banyak tahapan pemrograman manual yang memakan banyak waktu. Di sisi lain, full code development memerlukan waktu lebih lama karena menulis dan menguji setiap bagian kode.
    
2. Kemudahan Penggunaan
   Low code platform memungkinkan pengembangan tanpa memerlukan pengetahuan mendalam tentang kode. Hal ini sangat cocok untuk tim yang ingin fokus pada ide kreatif tanpa harus berurusan dengan kompleksitas teknis.
   Sebaliknya full code development memerlukan pengalaman dan keterampilan pengkodean yang kuat untuk bisa mengelola dan mengembangkan secara efektif.
    
3. Fleksibilitas dan Kustomisasi
   Full code development memberikan kontrol penuh atas setiap aspek aplikasi, sehingga Anda bisa mengubah dan menyesuaikan platform sesuai dengan kebutuhan spesifik proyek Anda.
   Low code platform lebih terbatas dalam hal ini karena fitur yang tersedia sering kali sudah ditentukan oleh platform yang digunakan.
    
4. Kebutuhan Skill atau Kemampuan Teknis
   Low code platform bisa digunakan oleh non programmer atau developer junior, serta banyak dokumentasi dan template yang dapat mempermudah adopsi,
   Full code development membutuhkan developer yang berpengalaman dalam bahasa pemrograman dan cocok untuk tim teknis profesional.
    
5. Biaya
   Low code platform membutuhkan biaya awal lebih murah, karena proses pengembangan lebih cepat dan bisa dilakukan oleh tim kecil, dan cocok untuk perusahaan kecil hingga menengah atau tim dengan anggaran terbatas.
   Full code development perlu biaya awal lebih besar, karena membutuhkan tim developer, infrastruktur, dan waktu pengembangan lebih lama namun hemat dalam jangka panjang jika sistem terus dikembangkan dan dimiliki sendiri (tanpa biaya lisensi)
    
6. Integrasi Sistem
   Dalam low code platform banyak platform yang mendukung integrasi out of the box (API, database populer, service cloud), namun bisa terbatas jika butuh integrasi dengan sistem legacy atau protokol khusus.
   Untuk full code development integrasi tak terbatas, bisa dihubungkan ke sistem internal, database custom, atau protokol unik, namun membutuhkan waktu dan effort lebih tapi fleksibel.

Keunggulan dan kekurangan Low code dan Full code dalam software development:

1. Low Code
   1. Keunggulan:
      1. Salah satu keunggulan utama low code platform adalah efisiensi dalam proses pengembangan karena memungkinkan developer membangun aplikasi dengan cepat tanpa harus menulis kode dari awal.
         Platform ini juga menawarkan titik tinggi, sehingga dapat dikustomisasi sesuai dengan kebutuhan bisnis yang kompleks.
      2. Low Code mendukung integrasi dengan sistem yang lebih besar, memungkinkan perusahaan untuk menghubungkan aplikasi mereka dengan berbagai layanan pihak ketiga.
      3. Kemampuan dalam mengakomodasi baik pengembang profesional maupun tim bisnis yang ingin terlibat dalam proses pengembangan.
      4. Biaya awal lebih rendah, tidak membutuhkan banyak developer berpengalaman. Platform biasanya sudah menyediakan hosting, database, autentifikasi, dan lain-lain sehingga efisien untuk bisnis kecil menengah atau perusahaan dengan sumber daya terbatas.
   2. Kekurangan:
      1. Meskipun menawarkan permulaan yang tinggi, low code tetap memerlukan keterampilan teknis dalam implementasinya sehingga tidak sepenuhnya dapat digunakan oleh non-developer.
      2. Ketergantungan pada platform low code juga bisa menjadi kendala karena perusahaan harus menyesuaikan diri dengan batasan yang diberikan oleh penyedia layanan.
      3. Dalam proyek yang sangat kompleks, penggunaan low code platform masih memerlukan intervensi developer untuk memastikan aplikasi berjalan sesuai dengan kebutuhan bisnis.
      4. Faktor lainnya adalah potensi masalah keamanan dan skalabilitas jika tidak dirancang dengan benar sejak awal.
      5. Kustomisasi terbatas, tampilan UI, flow data atau struktur database hanya bisa diubah dalam batas tertentu. Jika butuh integrasi spesifik atau algoritma unik, bisa sangat sulit (bahkan tidak bisa dilakukan sama sekali).
          
2. Full Code
   1. Keunggulan
      1. Full code development memiliki keunggulan fleksibilitas tanpa batas, bisa membangun fitur unik dan logika bisnis kompleks sesuai kebutuhan spesifik.
      2. Full code tidak terbatas pada kemampuan atau batasan platform pihak ketiga, dan sangat cocok untuk proyek yang memerlukan algoritma khusus, sistem real-time, AI, atau skala besar,
      3. Full code memiliki kontrol menyeluruh atas semua aspek aplikasi: arsitektur, performa, UI/UX, keamanan, dan deployment, serta dapat menyesuaikan struktur data, routing, autentikasi, enkripsi dan lainnya sesuai standar perusahaan.
      4. Developer bisa memilih sendiri stack teknologi, framework, dan layanan yang digunakan.
   2. Kekurangan
      1. Full code development memerlukan waktu pengembangan lebih lama. Semua komponen dibangun dari nol atau library open-source, mulai dari setup awal, database, logika bisnis, hingga tampilan semuanya perlu dikerjakan manual, sehingga tidak cocok untuk yang butuh hasil cepat atau prototipe instan.
      2. Full code membutuhkan tim dengan skill yang tinggi. Full code harus memiliki developer berpengalaman dalam berbagai bidang seperti backend, frontend, database, keamanan, deployment dan lainnya.
         Kesalahan kecil dalam penulisan kode bisa menyebabkan bug atau celah keamanan.
      3. Full code perlu biaya lebih untuk merekrut developer, arsitek sistem, UI/UX designer, dan tim DevOps, juga perlu investasi untuk infrastruktur seperti server, CI/CD tools, dan lainnya.
      4. Full code cocok untuk investasi jangka panjang, tapi kurang efisien jika hanya untuk solusi cepat atau satu kali pakai.

Software house Indonesia berperan penting dalam membantu bisnis memilih pendekatan software development yang tepat, baik full code development maupun low code platform. Software house Indonesia dapat memberikan saran, konsultasi dan pengalaman yang dibutuhkan untuk menentukan solusi yang paling sesuai dengan kebutuhan bisnis dan tujuan yang ingin dicapai. Software house Indonesia memiliki posisi strategis dalam membantu perusahaan untuk memilih metode pengembangan aplikasi yang efisien, sesuai anggaran, dan selaras dengan tujuan bisnis.

Berikut beberapa peranan software house Indonesia dalam memilih pendekatan yang tepat untuk bisnis Anda:

1. Analisa Kebutuhan Bisnis Secara Mendalam
   Sebelum menentukan pendekatan pengembangan, software house akan menggali tujuan bisnis dan masalah utama yang ingin diselesaikan dengan teknologi. Menilai kompleksitas fitur, target pengguna, dan kebutuhan jangka panjang. Menganalisa anggaran, waktu yang tersedia, dan tingkat urgensi. Dengan ini software house bisa merekomendasikan apakah low code platform sudah cukup atau perlu full code development untuk memenuhi kebutuhan.
    
2. Menyesuaikan Solusi dengan Sumber Daya Perusahaan
   Software house Indonesia akan mempertimbangkan:
   1. Apakah klien memiliki tim IT internal atau bergantung penuh pada pihak eksternal.
   2. Seberapa besar kemampuan dan pengembangan lanjutan dari klien.
   3. Apakah bisnis klien akan terus berkembang (butuh sistem yang bisa di-scale atau dimodifikasi bebas)
      
      Dengan demikian, software house bisa menyarankan pendekatan:
   4. Low Code: jika klien ingin solusi cepat, murah dan mudah dipelihara.
   5. Full Code: jika klien butuh fleksibilitas tinggi dan sistem kompleks.
       
3. Menyediakan Tim Teknis yang Sesuai dengan Pendekatan Terpilih
   Jika klien memilih low code, software house Indonesia akan menyiapkan tim yang menguasai platform low code tertentu (misal: OutSystem, Microsoft Power Platform).
   Jika klien memilih full code, software house akan menyiapkan developer yang ahli dalam teknologi yang relevan (misal: React, Node js, Laravel, Java, Python, dsb).
   Hal ini penting agar pengembangan berjalan efisien dan hasilnya optimal.
    
4. Memberikan Layanan Scalable dan Jangka Panjang
   Software house Indonesia bisa menyusun roadmap teknologi sebagai berikut:
   1. Mulai dari prototipe sederhana (low code) kemudian migrasi ke sistem penuh (full code) jika sistem perlu dikembangkan lebih jauh.
   2. Langsung membangun sistem kustom dengan full code jika dari awal sudah disiapkan untuk pertumbuhan besar.
      Pendekatan bertahap ini membantu bisnis menghemat biaya tanpa kehilangan arah pengembangan.

Kapan harus memilih Low code atau full code untuk proyek Anda?
Berdasarkan kondisi nyata, kebutuhan bisnis dan tujuan jangka panjang dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pilih Low Code jika:

1. Proyek butuh cepat jadi.
   Cocok untuk prototipe, MVP atau validasi ide bisnis, dan bisa membangun aplikasi dalam hitungan hari atau minggu.
2. Anggaran terbatas, minim biaya pengembangan awal dan tidak perlu membentuk tim developer besar.
3. Kebutuhan aplikasi sederhana, misal sistem approval internal, dashboard laporan, form digitalisasi dan lainnya, serta tidak membutuhkan logika bisnis yang rumit atau integral kompleks.
4. Tidak ada tim developer internal, sehingga cocok untuk perusahaan yang tidak punya tim IT. Aplikasi tetap bisa dibangun dan dipelihara dengan bantuan vendor atau citizen developer.
5. Skala penggunaan terbatas, aplikasi digunakan oleh tim kecil atau organisasi internal, sehingga tidak butuh skalabilitas tinggi atau performa maksimum.
6. Butuh kolaborasi cepat antar tim IT dan non-IT, analisa bisnis, product owner atau manajer bisa ikutmerancang aplikasi langsung di platform visual.

Pilih Full Code jika:

1. Aplikasi butuh kustomisasi tinggi dan fitur unik. Misal: e-commerce besar, sistem pembayaran, platform AI/ML, game atau aplikasi dengan aturan bisnis kompleks.
2. Skalabilitas dan performa sangat penting, harus mampu melayani ribuan hingga jutaan pengguna dengan stabil.
3. Standar keamanan tinggi, biasanya diperlukan untuk industri seperti fintech, healthtech, e-gov atau sistem data sensitif, memerlukan kontrol penuh atas enkripsi, autentikasi dan audit.
4. Integrasi dengan sistem atau infrastruktur khusus, misal integrasi dengan ERP, SAP, IoT, mesin industri atau API kompleks, yang mana tidak bisa dilakukan secara fleksibel di low code platform.
5. Perusahaan punya rencana teknologi jangka panjang, dimana sistem akan terus dikembangkan, diperluas an disesuaikan. Perlu kendali penuh atas arsitektur dan kode sumber (source code)
6. Tim teknologi internal sudah siap, memiliki developer sendiri dan DevOps sendiri, sehingga mampu melakukan pengembangan, testing dan pemeliharaan berkelanjutan.

Dalam dunia bisnis yang semakin terdigitalisasi, keputusan dalam memilih pendekatan pengembangan aplikasi low code atau full code tidaklah bisa dilakukan sembarangan tanpa pertimbangan.
Setiap pilihan memiliki konsekuensi terhadap biaya, waktu, skalabilitas, keamanan dan masa depan sistem.
Disinilah peran software house Indonesia menjadi sangat penting. Software house Indonesia tidak hanya membangun aplikasi, tetapi juga bertindak sebagai konsultan teknologi strategis yang memahami kebutuhan spesifik industri lokal, keterbatasan sumber daya bisnis, dan arah pertumbuhan perusahaan.

Keputusan teknologi yang tepat akan menghemat waktu, biaya dan energi Anda. Keputusan tepat dimulai dari bekerja sama dengan partner teknologi yang tepat. Jika Anda masih ragu dalam memilih low code platform atau full code development, melibatkan software house Indonesia yang berpengalaman adalah langkah yang bijak dan cerdas untuk meminimalkan resiko dan memaksimalkan hasil.

BTS.id merupakan salah satu software house di bandung, dan terbaik di Indonesia yang telah banyak dipilih oleh perusahaan-perusahaan besar di Indonesia untuk membuat dan mengembangkan custom software sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal ini menjadikan software developer BTS.id sebagai Technology Partner terbaik untuk membantu Anda menemukan solusi bisnis yang tepat untuk perusahaan Anda.

BTS.id menerapkan agile methodology dalam setiap layanan software development-nya untuk memastikan solusi yang adaptif, efisien, dan selaras dengan kebutuhan bisnis Anda. Pendekatan yang kolaboratif dan iteratif dari BTS.id dapat membantu perusahaan menghadirkan produk digital yang inovatif dan juga berkualitas tinggi.
Untuk mendapatkan solusi digital terbaik hanya BTS.id software company dan IT consultant terbaik untuk bisnis Anda.

No companies are prepared for COVID-19 outbreak.

When the earliest cases of the novel coronavirus were found December last year, no one could have predicted that the pandemic will lead us to the environment we are currently living and working in, and that the situation will escalate so quickly in just a few months.

The implementation of PSBB or Pembatasan Sosial Berskala Besar (Large-scale Social Restrictions) and strong encouragement of work from home policies has caused businesses from accross different sectors to falters, resulting in economic disruption that has caused more than 2 millions of Indonesian workers being laid off and placed on furlough.

With the vaccine has yet to be found, social distancing may remain in place for a longer time. Harvard Researchers even predicted that in US, intermittent distancing may be required into 2022 unless a treatment or vaccine becomes available. Given examples of South Korea and Singapore, effective distancing is essentials because it could reduce the strain on health care systems and enable contact tracing and quarantine to be feasible.

Wearing a facemask, social distancing and frequent hand-washing will become parts of the ‘new normal’ from now on, said the head of the National Disaster Mitigation Agency (BNPD) who is also the head of the National COVID-19 Task Force.

However, prolonged distancing may have negative economic consequences that will lead to a global recession, where 1.1 million to 3.78 million of Indonesian people could fall into poverty, and 2.9 million to 5.2 million workers could lose their jobs.

To keep your business afloat and recover from the impact caused by the corona virus pandemic, it is important to ensure that everyone is healthy and productive. In the past few months, many businesses has undergone digital transformation and incorporate new technologies and strategies as a way to remain productive and effective under highly challenging circumstances.

As one of the leading system integrator in Indonesia, BTS.id is ready to support your IT needs for digital transformation in two ways:

1. Project-Based

In a project-based model, a dedicated team is assigned to handle the whole process of a project, from the beginning to the end. The team may consist of people with all of the skills required to take care of the project, such as software developers, UI/UX designers, software testers, project managers, etc. Usually, one team will focus on managing no more than two projects at the same time, making it a suitable option for companies with no internal IT team.

By adopting this model, you will be able to bring together people with different skillsets at a more reasonable cost. Furthermore, with the team focus on less deliverable, they can also be more productive and less distracted, which is crucial for the success of the project.

2. Team-based Outsourcing

With a team-based outsourcing, you are the one who manage the project. A distributed team or personnel will contribute to your projects, which can be two or more at the same time. Unlike the project-based outsourcing, this outsourcing model allows you to hire both a specific team member and a full, complete team. Whether it is just a developer, UI/UX designer, or a software tester, you can hire only the people you need for your projects.

The team-based outsourcing model allows the team members to switch from one task to another across multiple projects, therefore more agile and flexible. As an additional support, this solution is recommended for companies that already have their own in-house IT team.

Why work with BTS.id?

1. Remote software development with strict procedural rules

We put our clients’ and employees’ health on top of our priority, hence the reason why during the pandemic, we encourage you to choose remote software development instead. To maintain physical distancing during the development process, in person or face-to-face meetings will be replaced with remote, online, or virtual one, supported by the latest technology such as video conferencing and collaborative tools that can bridge the distance gap between you and the development team.

Not only that, we also follow strict personal hygiene, cleaning, and sanitising procedure to ensure that the development team will stay healthy and fit throughout the development process.

We are communicative, responsive, and commited to deliver your projects with 100% success rate, even remotely.

2. Hands-on experience with enterprise, medium, and big companies

For years, even before the pandemic, we have been successfully managing remote development and providing outsourcing service for enterprises and medium to big companies across different sectors. Our clients including private bank, minimarket chain, and large mining companies in Indonesia.

Whether you are a company with small IT department or no IT team at all, BTS.id is ready to guide you with remote digital transformation and system integration. From project manager to developer and even a complete development team, we will always provide you with the best engineer we have.

3. Provide you with the right solution

We solve your problem by providing you with the right solution approach. With our services ranged from consultation through system implementation, as well as final system testing or verification, our priority is to make solutions that are tailored to meet your company’s specific needs and size.

Looking for the best System Integrator in Indonesia to help you with remote software development? Consult your needs and entrust the system integration to BTS.id (Bridge Technology Service). Contact us:

Phone : (+62 22) 6614726
Email : info@bts.id